Sterling menjelma menjadi predator tajam di tangan Pep Guardiola musim ini, ia mengemas 14 gol tanpa penalti yang mnegungguli Aguero (13) di Premier League, Image: empireofthekop.com |
Di tiga liga teratas Eropa lainya, Bayern Munich seperti biasa mendominasi Bundesliga, tapi mereka menelan dua kali kekalahan dari 17 pertandingan dengan total 41 poin, Napoli yang bertahta di Serie A Italia sebagai kandidat terkuat peraih Scudetto, belum sebanding dengan City dan Barca mengingat mereka menelan satu kali kekalahan dari 19 penampilan, dan Paris Saint Germain nampak 99% akan merebut gelar Ligue 1, berkaca dari keunggulan defisit 9 angka dari rival AS Monaco dengan hanya sekali kalah dari 19 kali bermain.
Manchester Biru dan Catalan Biru Merah sama - sama kuat di liga domestik dan memiliki kesamaan dengan 0 kali kekalahan sepanjang paruh musim pertama di tahun 2017, namun jika kita teliti lebih lanjut, kedua tim memiliki beberapa perbedaan baik secara permainan ataupun faktor kesulitan di liga masing - masing. Berikut ini, kami akan mencoba mengulas perbedaan - perbedaan dari kedua tim "terbaik" tersebut.
City Imbang 2 Kali dari 22 Game, Barca Imbang 3 Kali dari 17 Game
Lionel Messi dan Kevin de Bruyne menjadi bintang utama di Barcelona dan City musim ini, Image: readbutneverred.com |
Lionel Messi dan kolega tercatat tiga kali diimbangi oleh Atletico Madrid (0-0), Valencia (1-1) dan Celta Vigo (2-2). Meski mampu mengalahkan Real Madrid 3-0 di laga El Clasico, namun hingga jornada 17, Barcelona hanya memiliki selisih 9 poin di atas Atletico Madrid, yang menjadi agregat yang cukup banyak, tapi bisa juga sedikit. Skuad asuhan Diego Simeone mulai berbenah dengan menambah kualitas di dalam skuad mereka (kedatangan Diego Costa dan Vitolo), dan diperkuat lagi dengan fakta mereka tak lagi berfikir tentang Liga Champions, akan memprioritaskan La Liga dan tentu saja, menjadi ancaman tersendiri bagi kubu Nou Camp.
Barcelona baru memainkan 17 pertandingan dan City telah menyelesaikan 22, maka kami telah menghitung presentase gol mereka, dimana City unggul dengan 2.9 (64) gol per pertandingan dari Barcelona 2.6 (45) gol per pertandingan. Dari segi kebobolan, tim Catalan menang dengan 0.4 (7) gol per pertandingan, berbanding Biru Langit 0.6 (13) gol per pertandingan. Dengan demikian, bisa disimpulkan entrenador Ernesto Valverde lebih mengutamakan keseimbangan tim antara menyerang dan bertahan, sementara Pep mengedepankan penguasaan bola dan penyerangan tanpa henti.
City Mengalahkan 5 rival utama, Barca Ditahan Imbang 3 Rival Biasa
Top 10 most valuable clubs di dunia musim 2017/18, Image: transfermarkt.com |
Kevin de Bruyne cs sanggup menggasak Liverpool (5-0), Chelsea (1-0), Arsenal (3-1), Manchester United (2-1) dan Tottenham (4-1), yang membuat mereka nampak tak terbendung di paruh musim pertama Premier League, sedangkan Barcelona harus tertahan tiga kali dari klub yang secara kualitas dan kuantitas harus bisa mereka kalahkan, tapi skuad besutan Valverde masih patut berbangga karena kemenangan besar tiga gol tanpa balas, mereka peroleh di Santiago Barnebeu (markas rival utama).
Pep Guardiola mengutamakan penguasaan bola dan menekan lawan sedari area mereka sendiri, seperti filosofi yang ia terapkan di Barcelona dan Munich, dan kini mulai menunjukan tajinya di musim keduanya di Etihad. Terbukti Manchester City menjadi tim dengan presentase ball possession tertinggi di Eropa 66.4%, dan menjadi tim kedua (di bawah PSG) yang memiliki akurasi passing prima 88.8%. Pep juga tak begitu bergantung pada salah satu pemainya, terbukti mulai dari Ederson di bawah mistar, Nicolas Otamendi dan Eliaquim Mangala di jantung perthanan, Fernandinho (gelandang bertahan), duo full back Kyle Walker dan Fabian delph, Kevin de Bruyne dan David Silva sebagai pemain kreatif, serta empat penyerang di depan (Sergio Aguero, Raheem Sterling, Gabriel Jesus dan Leroy Sane) mampu berkontribusi maksimal bagi tim.
Ernesto Valverde menekankan keseimbangan di dalam timnya, ia merubah pakem 4-3-3 yang identik dengan Barcelona dalam satu dekade terakhir menjadi 4-4-2 balanced. Terbukti ampuh, untuk menjaga stabilitas antar lini, dimana empat gelandang di tengah akan menjadi pendistribusi bola yang menghubungkan lini pertahanan dengan dua ujung tombak kembar (meski dalam prakteknya Leo Messi juga turun ke belakang). Memang secara permainan tidak begitu menghibur, namun dari segi hasil cukup memuaskan. Salah satu kelemahan skema permainan Valverde, adalah terlalu bergantung pada seorang Messi, bisa di lihat ketika Messi diistirahatkan dan atau tidak dimainkan sebagai starter, Barcelona memperoleh hasil imbang 0-0 kontra Olympiakos dan Juventus di tiga partai terakhir Liga Champions.
City Lebih Merata Secara Tim, Barcelona Condong ke Pemain Bintang
Lionel Messi menjadi pencetak gol, pengirim assist dan pengkreator key pass tertinggi Barcelona di La Liga musim 2017/18 hingga jornada 17, Image: reuters.com |
Dengan keunggulan defisit 15 angka di Premier League, jelas Pep Guardiola bersama The Citizens memiliki kans yang sangat besar untuk menjadi juara di bulan Mei 2018, sementara Ernesto Valverde dan Los Cules masih harus melewati pekan demi pekan dengan berhati - hati demi asa merebut trofi La Liga yang musim lalu berada di genggaman Real Madrid. Kesuksesan transfer di musim dingin hanya akan sedikit membantu kedua tim, mengingat komposisi pemain yang mereka miliki masih cukup untuk bersaing hingga akhir musim.
Namun baik Barca maupun City dilarang untuk jumawa dulu! Karena para rival pasti akan mencari tahu kelemahan keduanya. Satu lagi, jika di liga domestik mereka telah bertahta "untuk sementara", maka ujian berat lain telah menanti di kompetisi teratas UEFA Liga Champions, dan lagi - lagi City lebih diunggulkan karena hanya akan bertemu FC Basel pada 14 Februari, sedangkan Barcelona wajib membunuh Chelsea pada 21 Februari di babak 16 besar.
Edy Subagiyo Kusna/ Football (15:00 WIB)
Sumber : UC News